Minggu, 02 Januari 2011

Fun Cooking : Membuat Bola-Bola Ubi Isi Keju Pisang

Hari itu tanggal 2 januari 2011, Kayyisa dan taymu sudah bangun dari tidur siang dan mandi sore. Mereka tampak ceria karena ayah dan bunda menjanjikan sore itu mereka akan diajak memasak bola-bola ubi isi keju pisang.

Ruang yang digunakan untuk melakukan praktek langsung memasak adalah ruang tamu/keluarga. Ayah menyiapkan ruangan dibantu oleh Kayyisa Lathifa. Kayyisa dan adiknya Taymu disuruh untuk membereskan mainan. Dengan antusias mereka langsung membantu ayah. Selanjutnya ayah menyapu dan mengepel ruangan. Oleh ayah anak-anak disuruh mencuci tangan pakai sabun.

Pada saat Kayyisa dan ayah menyiapkan bahan dan peralatan memasak, bunda menyalin resep dan cara membuat bola-bola ubi isi keju pisang yang akan dibaca oleh Kayyisa. Setelah itu Kayyisa diminta untuk membaca resep sambil menunjukkan barangnya.



Kayyisa: ”Bola-bola Ubi isi keju pisang. Bahan: 4 buah ubi yang sudah direbus.”
Bunda: ”Mana ubinya?”
Kayyisa: ”Ini!” sambil menunjuk ubi rebus yang sudah dipotong.
Kayyisa: ”1 cangkir air,” sambil menunjuk secangkir air, ”5 sendok gula,” sambil menunjuk toples gula, ”2 butir telur ayam,” sambil menunjuk mangkok yang berisi dua butir telur ayam yang telah dipecahkan oleh ayah, ”minyak untuk menggoreng,”
Ketika akan menunjuk minyak Kayy bertanya, ”mana minyaknya?”
Bunda: ”Masih di belakang. Nanti untuk menggoreng.”
Kayyisa: ”2 cangkir tepung terigu,” sambil menunjuk tepung terigu di dalam sebuah cangkir dan tepung yang masih di plastik yang belum dituang.
Kayyisa : ”1 buah pisang uli dan keju, dipotong kotak kecil-kecil.”

Kayyisa: ”cara membuat: 1. Kupas kulit ubi dan haluskan.” Lalu Kayyisa  dan Bunda mengupas kulit ubi.
Kayyisa: ”Susah ya Bun ngupasnya.”
Bunda: ”Bisa. Kayyisa pasti bisa insyaallah.” Dari 8 potongan ubi, Kayyisa berhasil mengupas 2 potong dan sisanya Bunda. Dek Taymu berusaha mengupas tetapi belum berhasil dan diletakkan kembali. Potongan ubi yang dikupas dimasukkan ke dalam sebuah mangkok biru besar.

Dengan menggunakan alu yang dilapisi plastik,  Bunda mencontohkan cara menghaluskan ubi. Kemudian Kayy mencobanya.
Kayy: ”Susah nih Bun. Berat soalnya. ” Bunda diam saja.  ”Aku kan masih kecil jadi susah ngalusinnya,” kata Kayyisa lagi sambil tetap mencoba menghaluskan. ”Sini bunda bantu,” kata Bunda.



Setelah lumayan halus Bunda memberikan lagi kepada Kayyisa. Bergantian hingga ubi halus semuanya.
”Terus ngapain Bun?” tanya Kayy. ”Kayyisa ambil telur lalu tuangkan ke mangkok!” pinta Bunda. Kay melakukan instruksi Bunda sambil bertanya, ”aku sudah boleh belum mengaduknya.
Bunda: ”Nanti setelah dimasukkan tepung. Sekarang Kay tuangkan tepungnya sedikit-sedikit.”
Kayy: ”Iya Bunda” lalu bertanya lagi, ”aku kapan?”
Bunda: ”Tuangkan semua. Sekarang Kayy boleh mengaduk (pakai tangan dengan kata lain menguleni adonan)” kata Bunda.
Pada prakteknya tepung yang dipakai hanya 1 cangkir karena menurut ayah sudah cukup. Semula Kay mau menggunakan dua tangan, tetapi Bunda mengatakan untuk menggunakan tangan kanan saja.

Lalu Bunda meminta tolong Kayy memasukkan satu sendok gula. Kayy menyendok dari toples dan hanya sedikit.
Bunda: ” sampai penuh Kay” lalu Kay mengulangi hingga penuh satu sendok dan menuangkan ke mangkok.
Ayah: ”tambah lagi Kayy. Kalau cuma satu sendok nanti tidak manis.” Kayy menyendok gula lagi sampai 4 sendok dan menuangkannya ke mangkok.
Rupanya taymu juga ingin menuang gula ke adonan. Kayyisa memberikan sendoknya dan Taymu menuang gula 2 sendok.
Lalu Kayy menguleni adonan lagi bersama bunda.

Kemudian Bunda memasukkan air sedikit demi sedikit. Ayah: ”Sudah Bun jangan banyak-banyak nanti gak bisa dipulung.” Akhirnya air yang dipakai tidak sampai ½ cangkir.

Bunda: ”Nah, sekarang mari kita pulung.” Bunda mencontohkan cara memulung adonan menjadi bola-bola kecil seukuran bakso dengan dua tangan dan diikuti oleh Kayy. Kayy mengambil adonan, meletakkannya di atas tangan kiri dan memutar tapak tanggan kanannya hingga adonan menjadi bulat.
Kemudian bunda menekan bola ubi dengan jari sehingga berlubang dan meletakkan sepotong keju dan pisang ke dalamnya, lalu menutupnya dengan adonan dan membuatnya jadi bulat lagi. Kayyisa melihat, kemudian ikut membuatnya juga.
”Punyaku bagus daripada Bunda,” seru Kayy.

Dek Taymu juga mencoba namun belum membentuk bola dan meletakkan hasilnya di tempat yang sama sehingga menimpa bola ubi kakaknya.
Kayy. ”Adek belum bisa nih Bun.”
Bunda: ”Gak papa adek kan juga ikut belajar mulung. Adek taruh di tempat lain ya.” sambil bunda memberikan kotak kue pada adek.
Ayah ikut membuat bola-bola ubi, taymu yang memasukkan keju dan pisang ke tengahnya.

Pada saat Kayy, bunda dan taymu memulung bola-bola ubi, ayah menyiapkan penggorengan. Setelah semua adonan selesai dipulung anak-anak diminta mencuci tangan mereka sendiri memakai sabun.
Lalu mereka mengambil kursi dan berdiri di atasnya untuk melihat ayah menggoreng Sewaktu bunda menanyakan apakah Kayy boleh ikut mencemplungkan bola ubi ke dalam wajan, ayah membolehkan.
Kata ayah, ”Tapi harus pelan-pelan, jangan dilempar  nanti kecipratan minyak.”
Kayyisa melihat cara ayah memasukkan bola ubi ke wajan, lalu mencobanya juga beberapa butir. Sisanya dilanjutkan oleh ayah.

Bunda: ”ayo kita siapkan taburan untuk bola ubinya.”
Kayyisa: ”Pakai meses ya?”
Bunda: ” bukan tapi gula halus.”

Setelah selesai digoreng, bunda memindahkan bola-bola ubi ke piring biru. Sambil menunggu ayah menyelesaikan gorengannya. Bunda bermain bola ubi bersama Kayy. Bunda menunjukkan dua buah bola ubi kepada Kayy dan bertanya, ”mana yang lebih besar?” kay menunjuk bola yang lebih besar sambil menjawab ”ini”
Bunda: ”sekarang tolong Kayyisa kelompokkan. Bola ubi yang besar taruh di sini dan yang kecil di sebelah sana.” Kayyisa melakukannya.
Bunda: ”sekarang coba kay hitung ada berapa buah bola ubi besar dan pindahkan ke mangkok ini.” Kayy: ” satu, dua, tiga....... empat belas. Ada empat belas Bun.”
Bunda: ”nah sekarang coba hitung bola ubi yang kecil!”
Kayy: ”satu, dua, tiga...... delapan, satu.... dua”
Bunda: ”Lho kok setelah delapan satu lagi. Ini bukan hitungan senam. Yuk diulangi.”
Kayy tersenyum lalu mengitung lagi dengan benar hingga empatbelas.
Bunda: ”tadi yang besar 14 yang kecil juga 14. Menurutmu sama, atau mana yang lebih banyak atau sedikit jumlahnya?”
Kayy: ” sama.”

Lalu ayah datang: ”ayo kita hiasi, sudah selesai digoreng semuanya.”
Bunda menuangkan gula halus ke dalam saringan lalu menyaringnya dengan satu tangan, ”hujan salju” seru bunda.
Setelah itu Kayy menyaring juga bola-bola ubinya sama seperti bunda hanya menggunakan tangan kanan. Adek Taymu juga tertarik dan ingin mencoba. Karena belum bisa bunda memegang tangannya dan mencontohkan cara menyaring dengan dua tangan.




Kayy: ” sudah boleh dimakan?”
”Boleh tapi harus berdoa dulu,” kata Bunda, ”apa doanya?”
Kayy: ”Bismillahirramanirrahiim.”
Bunda, ”Ya, tetapi kalau mau makan kita cukup bilang bismillah saja.”
Saat makan Bunda bertanya, ”teman-temannya dibagi gak?”
”Gak” jawab Kay.
Bunda menunjukkan ekspresi pura-pura kaget dan bertanya kepada taymu, ” taymu mau kasih siapa?”
Taymu: ”Hasna.”
”Siapa lagi?” tanya Bunda.
”Ghozy” jawab Kayy.
”Siapa lagi?” tanya Bunda.
”Labib,” kata Kayy.
Bunda: ”siapa lagi?”
Kayy: ”sudah”.
”Sudah?” tanya Bunda lagi.
”Ya, sudah,” jawab Kay.
”Berarti teman-temannya dibagi nih?” tanya bunda.
Kayy menjawab, ”ya.”
Ayah: ”Kalau gitu kamu cuci tangan dulu lalu keluar main sama teman-teman, nanti mereka dikasih.”
Kayy lalu meletakkan kue yang telah digigitnya separuh. ”Habiskan dulu baru cuci tangan.” kata bunda.
Kayy: ”Aku soalnya sudah habis satu. Ini yang kedua.”
Bunda: ” Ya sudah, letakkan di piring aja.”

Karena sore itu langit agak mendung, mula-mula tak ada seorang anakpun yang main di luar. Namun lama kelamaan terdengar suara ramai di luar.
” Bun teman-temanku banyak bun, ayo kita kasih mereka.” Kayy keluar dulu dan Bunda mengikuti sambil membawa kotak kue berisi bola-bola ubi.
Bunda: ”Teman-teman tadi Kayy membuat kue. Siapa yang mau boleh ambil. Satu orang satu kue.”



Anak-anak terlihat antusias dan senang sekali mencoba mencicipi kue buatan Kayyisa. Mula-mula Azmi tidak tertarik dia cuma mau memakan gula halusnya saja. Tetapi melihat teman-temannya makan dia akhirnya mau mengambil kuenya. Fahim juga awalnya malu-malu namun ketika dibujuk untuk mengambil kue akhirnya dengan senyum malu-malu dia mau juga mengambilnya. Sisa kue satu diberikan ke Aika. Alhamdulillah 14 bola-bola ubi akhirnya ludes dimakan oleh teman-teman Kayyisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar