Selasa, 04 Januari 2011

satu visi

suatu hari christopher robin akan mengadakan pesta dengan mengundang teman-teman binatangnya. pesertanya berjumlah 10 orang, masing-masing diharuskan membawa 10 benda - apapun bentuknya - untuk dibagikan kepada peserta lainnya. bisa berupa makanan, mainan atau dekorasi.
 
Roo sebagai peserta yang paling kecil kesulitan karena tidak bisa berhitung. christopher robin berkata bahwa Pooh akan membantu Roo menghitung barang yang akan dibawanya. akan tetapi ternyata Pooh tidak ingat cara berhitung. mereka berdua pun sedih tidak bisa datang ke pesta karena tidak bisa membawa 10 barang ke pesta.
 
tiba-tiba Roo punya ide untuk belajar berhitung kepada Owl. Owl yang memiliki paman dosen di universitas oxford dengan senang hati mengajari Roo berhitung. Roo mengikuti pelajaran yang diberi Owl dengan gembira karena Owl mengajarinya dengan lagu yang ceria.
 
tapi Owl tidak punya waktu banyak untuk mengajari Roo sampai mahir berhitung. maka ia menyarankan Roo untuk datang kepada Rabbit si juara lomba berhitung di seluruh hutan. Rabbit pun mengajari Roo tentang trik-trik berhitung dengan benar dan urut.
 
waktu untuk pesta segera tiba, Roo teringat pada ibunya yang akan membuatkannya kue untuk dibawa ke pesta. maka ia segera pulang, dan mendapati ibunya sedang menakar bahan untuk membuat kue. Roo belajar berhitung lagi dengan menyebutkan takaran bahan kue yang dibuat ibunya.
 
Roo merasa ia harus lebih cepat belajar berhitung sampai 10. ia pun belajar sendiri di halaman dengan menghitung batu-batu yang dikumpulkannya. tiba-tiba datanglah Tigger. setelah tahu bahwa Roo kesulitan dalam belajar berhitung, Tigger mengajarkan cara yang menyenangkan untuk belajar berhitung, yaitu dengan melompati batu atau benda apapun yang sedang dihitung sambil bernyanyi.
 
akhirnya Roo bisa menghitung sampai 10 dengan benar, dan membantu Pooh menghitung 10 kendi madu untuk dibawa ke pesta.
 
cerita ini disadur dari VCD Winnie the Pooh yang berjudul 123s.
 
satu pelajaran menarik yang bisa diambil adalah betapa indahnya suasana ketika suatu komunitas dihuni oleh orang-orang yang se-visi. saling menjaga, memperbaiki, membangun, dan mengingatkan. ketika ada seorang yang membutuhkan bantuan - dicontohkan Roo yang ingin belajar berhitung - maka semua orang berusaha membantu sebaik mungkin dengan apa yang mereka bisa. masing-masing tidak cuek, tidak hanya peduli dengan urusan pribadi dan keluarganya.
 
orang tua tidak khawatir melepas anaknya bermain di luar rumah, karena ia yakin bahwa tetangganya akan turut menjaga anaknya dari bahaya, membantu bila dibutuhkan, mengingatkan dan menasihati bila anaknya melakukan kesalahan.
 
maka muslimin pun harus menyamakan visi. tidak terkotak-kotak oleh partai, status, harta atau suku (walau berbeda tapi tidak terkotak-kotak). tetapi bersatu untuk meninggikan kalimah Allah.
 
Allohu A'lamu Bisshowaab.
 
Jakarta, 9 Januari 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar